Welcome to our website !

Assalamualaikum

Assalamualaikum

Dear Imam ku

By 1:29 AM

Dear kekasihku,

Kau tahu, saat kita menikah dulu, aku tak berharap kebahagiaan instan bak dalam dongeng Cinderella.

Pun begitu, tak serta merta aku bisa menghalau semua halang rintang dalam perjalanan ini.

Pernah aku merasa kita tak cocok,

Merasa kesal hingga ingin minggat dari rumah (namun tak tahu mau ke mana),

Merasa marah, cemburu, dan penuh prasangka.

Hingga akhirnya aku bertanya, “Ya Allah, mengapa rumah tangga kami begini adanya?”

Saat itu juga seolah Allah langsung menjawabnya,

”Kupasangkan untukmu seorang laki-laki yang menganggapmu begitu berharga untuk dimiliki, di saat laki-laki lain hanya datang untuk meninggalkan luka.

Kujadikan ia suamimu, tempat ia mencurahkan segala cinta dan kasih sayang yang begitu besar untukmu, yang melindungimu, menafkahimu, dan bertanggungjawab atas segala salah dan khilafmu.

Kuanugerahi kalian berdua sepasang bayi sehat, cantik, tampan, dan cerdas yang menghangatkan hati, di saat pasangan lain masih mendambakan momongan.

Aku tahu, aku masih merasa ajaib dengan hadirmu sebagai pasanganku.

Aku masih suka merasa heran, dengan berbagai perasaan yang kadang muncul campur aduk, tapi tetap tak membuatku ingin melepaskan genggaman.

Seringkali saat aku menghadapi kekuranganmu, syaitan membisikkan sesuatu, 

"Seandainya suamimu tak seperti ini, alangkah bahagianya hidupmu."

Saat engkau membuatku jengkel, syaitan kembali menggoda,

"Balaslah dan buatlah suamimu jengkel juga!"

Saat engkau melakukan kesalahan, syaitan memberi saran,

"Beri suamimu hukuman agar dia jera!"

Aku sungguh kesal sekali dengan syaitan itu, kau tahu.

Untunglah logika dan hatiku kompak menghiburku.

Mereka berkata,

"Lihatlah suamimu. Ia sangat memahami semua kekuranganmu dan menerimamu apa adanya."

"Lihatlah suamimu. Kau sering membuatnya jengkel tapi ia selalu sabar dan banyak mengalah."

"Lihatlah suamimu. Sebanyak apapun kau melakukan kesalahan, ia selalu memaafkan."

Rumah tangga macam apa lagi yang engkau inginkan, Septy?

Nikmat Tuhanmu mana lagi yang kamu dustakan?”

Kemudian aku tersedu, tersungkur bersimpuh memohon ampunan-Nya.

Karena aku tak ingin menjadi salah satu dari segolongan perempuan yang masuk neraka,

Bukan karena kufur pada Allah, melainkan kufur pada suaminya.

Ya Allah, jadikanlah aku seorang istri yang pandai bersyukur.

Dear suamiku,

Terhadap segala kelebihanmu, aku ingin selalu mensyukurinya.

Terhadap segala kekuranganmu, aku tak ingin banyak memikirkannya.

Kuharap begitu juga sikapmu padaku.

Semoga kita selalu ingat untuk selalu menerima satu sama lain,

selalu memaafkan setiap waktu,

selalu bisa melawan bisikan-bisikan jahat itu.

Engkau dengan segala kekurangan

dan aku dengan segala kekurangan,

Mungkin karena itu Allah menakdirkan engkau untukku, dan aku untukmu.

Terimakasih telah memilihku, mencintaiku, dan melakukan apa saja untuk membahagiakanku. Semoga Allah selalu merahmatimu..

Semoga kita selalu bersama meraih ridhoNya untuk menuju surgaNya..

Aamiin

You Might Also Like

0 komentar