Halo assalamualaikum..
Alhamdulillah bisa nulis lagi yipie!
Btw, ngerasa nggak sih di tahun 2016 ini banyak banget yang melahirkan atau lagi hamil. Yup kumpulan teman-teman saya pun lebih dari 10 orang yang lagi hamil dan baru melahirkan.Alhamdulillah yaa saya jadi mau sedikit berbagi pengalaman nih ketika melahirkan kedua anak saya.
Kenapa jadi pintu atau jendela ya? karena 2 anak saya dilahirkan dengan 2 proses yang berbeda, anak pertama (perempuan) saat ini usia 4 tahun dilahirkan dengan proses spontan atau normal, saya menyebutnya keluar lewat pintu dan yang kedua (laki-laki) usia 16 bulan dilahirkan dengan proses SC atau sesar, saya menyebutnya keluar dari jendela :p
Alhamdulillah saya pernah merasakan 2 proses ajaib melahirkan 2 orang bayi titipan sang Khalik. Kalau ditanya atau disuruh memilih atau lebih enak yang mana? saya akan pilih NORMAAAAALLL!!!! ya memang sih baik normal ataupun sesar sama sakitnya, tapiii setidaknya kalau normal itu pemulihannya lebih cepat bahkan jauh lebih cepat! terus kenapa waktu itu sesar? apa emang pengen nyobain? i said NO!!! oke cerita sedikit yaa.. sebelumnya, saya ini sudah menikah selama hampir 5 tahun dan tinggal di Bandung selama itu pula. Otomatis saya selalu kontrol kehamilan dengan dokter kandungan langganan dari jaman hamil pertama di sebuah Rumah Bersalin di Bandung. Mencari dokter kandungan yang cocok dihati itu susah-susah gampang ya mom. Alhamdulillahnya saya sudah mendapatkannya di klinik tersebut. Selain dokternya perempuan, dia jug noa amat sangat komunikatif, dan yang paling penting itu pro normal dan IMD. Jadi, saat itu usia kandungan 7 bulan lebih tapi bayi saya belum turun kepalanya dan sudah terlilit tali pusat, tapi dokter favorit saya itu optimis dengan memberikan sugesti positif juga ke saya. Yeeay! seneng banget dong ya saat itu walaupun agak kepikiran juga. Tapiii..karena kondisi, keadaan (bukan kondisi kandungan) saat itu mengharuskan saya hijrah ke Jakarta, otomatis dokter yang menangani saya pun "dokter baru" it means saya baru 3x kontrol selama kehamilan dengan dokter tersebut. Pada waktu pertama cek disana, bayi saya masih sungsang dan terlilit tali pusat, saya sempat pidah dokter ke 2 tempat berbeda berharap ada dokter yang pro normal dan optimis terhadap kondisi saya. Tetapi semua dokter menyarankan untuk sesar :'( Oya sebelum saya cek ke beberapa dokter saya nungging maksimal tiap hari bisa lebih dari 10x. Tapi hasilnya kurang maksimal, kepala bayi sudah dibawah tapi agak miring sedikit karena sudah hamil tua yang mana si bayi makin besar dan otomatis rahim menyempit sehingga sulit untuk bayi memutar maksimal jadinya tidak masuk ke jalan lahir, itu kenapa saya nggak mules-mules juga.
Pada minggu ke 38, jadwalnya saya kontrol sekitar pukul 8 malam masuk ruangan dokter, cek lalu dokter menyuruh CTG dan saya langsung di "todong" untuk sesar malam itu juga sekitar jam 11 malam dengan alasan detak jantungnya dinilai "buruk", terlilit 2 lilitan tali pusat, dan ketuban sudah sedikit. Saya langsung kejer nggak bisa nahan, dalam hati biarin deh diliatin orang-orang. Dokternya pun sampe ikutan pengen nangis lho! haha jadi ketawa soalnya dokternya itu laki maakk!
So sekitar pukul 11.30 malam saya masuk ruang operasi dan 11.55 malam anak kedua saya lahir dengan bobot 3kg panjang 47cm. Saat operasi enjoy banget nggak deg-degan sama sekali karena dokter anestesinya ngelawak mulu :D. tapii 2 jam setelahnya saya masih diruang observasi, badan masih belum bisa gerak dan kaki semutan efek obat biusnya, tiba-tiba mules dan nggak lama muncak jadi mules EDAN! sedangkan badan belum bisa gerak jadi nahan sambil tarik napas..huh hah huh hah.......dan mules itu terjadi hingga pukul 06.00 pagi..fiuhh
Jadi buat saya, melahirkan adalah proses yang ghaib, tidak dapat dipastikan hanya dapat diprediksi. Karena pada hakikatnya semua itu kuasa Allah SWT. Tidak ada yang lebih baik dari keduanya, karena setiap prosesnya adalah atas kehendak Allah SWT. Yang pasti Alhamdulillah bersyukur banget dititipkan sepasang anak-anak yang sehat dan lucu-lucu. Terima kasih yaa Allah SWT..Jangan lupa bersyukur :)